Friday 2 September 2016

Posisi vs Kontribusi

Posisi vs Kontribusi

Sudah hampir 6 tahun berada disuatu tempat kerja yang sama,  hampir menyamai masa kerja saya di perusahaan pertama kali bekerja jaman masih kuliah dulu.. Ada persamaan di dua tempat yang bikin saya betah ini, yaitu suasana kekeluargaan dan ikatan tanpa kekangan.. Dulu saya dipercaya bekerja walau belum lulus,  bisa saja saya pindah tapi saya menyenangi pekerjaan saya itu.. Saya akhirnya pindah krn ingin mencoba pekerjaan lain dan ingin pulang ke Bali.. Sekarang bisa saja saya mengundurkan diri dari PNS tp saya msh menyukai pekerjaan saya dan msh bnyak yg bisa saya lakukan disini (tidak ada kekangan unt mengembangkan diri sehingga bs lebih berkontribusi).. Jika diliat peluang naik jabatan untuk posisi strategis memang agak susah,  tapi krn itu bukan tujuan saya maka tidak perlu memusingkan itu.. Dari sisi gaji,  cukup tdk terlalu besar dan sekali lagi gaji besar bukan impian saya juga.. Gaji besar tidak menjamin penghidupan yg lebih baik..

Mengutip Kiyosaki:

“Hanya kelas menengah yang bekerja demi gaji”.


Jadi, bayaran tak perlu dipikirkan. Hal itu pasti naik mengikuti pertumbuhan kualitas diri. Kita musti bertanya: “Apa yang bisa saya berikan?”,  bukan malah berkata : “Apa yang saya dapatkan?”.

Perlu kita ketahui perbedaan antara posisi dan kontribusi. Posisi itu alat. Kontribusi itu nilai. Orang kebanyakan lebih mementingkan posisi daripada kontribusi. Sedangkan orang-orang bahagia tahu jika kontribusi lebih penting daripada posisi. Kontribusi memberikan Anda posisi. Posisi mewajibkan Anda untuk berkontribusi. Kita tak perlu menunggu memiliki posisi, untuk menyumbangkan kontribusi.

Direktur itu posisi. Mengusulkan solusi itu kontribusi.

Pejabat itu posisi. Melayani orang lain itu kontribusi.

Guru itu posisi. Membagi ilmu itu kontribusi.

Dokter itu posisi. Membantu sesama itu kontribusi.

Polisi itu posisi. Melindungi yang lemah itu kontribusi.

Menjadi orang terkaya itu posisi,  berbagi ke sesama itu kontribusi.

Tidak harus memiliki posisi dulu baru berkontribusi bukan?

Tidak harus punya uang dulu baru berpikir membangun rumah bukan?

Tidak harus punya rumah yg megah dulu baru berpikir memberikan kenyamanan pada keluarga bukan?

Dan tentunya,  kita harus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup ini..

Selamat pagi kawan.. Selamat berkontribusi..

Thursday 1 September 2016

Segitiga-Kotak-Lingkaran

Konsep kehidupan ada pada 3 simbol yaitu Segitiga,  Kotak,  dan Lingkaran..
Segitiga pada manusia diwakilkan oleh area cakra seks.. Segitiga yg terlindung oleh area celana dalam.. Area vital ini musti kuat sebagai pondasi kehidupan..
Kotak pada manusia diwakilkan oleh area cakra jantung.. Simbol asah asih asuh.. Kesetaraan,  keseimbangan atas bawah samping..
Lingkaran pada manusia diwakilkan oleh area cakra mahkota.. Simbol kecerahan pikiran..
Cakra dasar menopang cakra di atasnya.. Pondasi yg kuat akan menopang manusia dgn kuat dan ajeg dalam swadarmanya sebagai manusia..

Lesung dan Alu

Lesung dan Alu itu adalah alat untuk menumbuk.. Terdiri dari sebuah batu besar yang berisi lubang di tengahnya disebut Lesung (mungkin ini asal kata lesung pipi),  sedangkan Alu adalah penumbuknya berbentuk panjang lonjong kadang dibuat dari kayu atau batu..
Bentuknya unik dan sangat sederhana.. Sempat terpikirkan bentuk ini seperti lingga dan yoni atau seperti tugu monas.. Tapi semuanya mungkin hanya cocoklogi..
Namun lesung dan Alu ini memiliki posisi penting di rumah orang Bali.. Biasanya akan ada alat ini walau tidak digunakan.. Mungkin ada maknanya.. Sebuah simbol penciptaan yang diletakkan didekat lumbung..