Tuesday 16 April 2013

Perubahan tanda sebuah perkembangan

Bersyukurlah karena Kita Berkembang

Jujur dulu aku bukanlah orang yang kuat naik mobil alias selalu mabuk kalo naik mobil apalagi naik bis..siksaan datang ketika aku mulai merantau di kota Bandung..dari Bali naik bis berangkat sore sampainya subuh di Bandung..Bis pakai AC itu menyiksa ku karena aku tidak suka AC..dulu waktu naik mobil aku selalu duduk di depan dan mengeluarkan kepala aku, kalau bis AC ga ada jendela yang bisa di buka..oh my god, aku seperti berada di aquarium..orang-orang bisa menikmati perjalanan dengan kursi empuk dan menonton film yang ditayangkan, kalau aku? sibuk mengalihkan pikiran ku..aku mencoba untuk menganggap aku duduk di sofa rumah tapi goyangan bis itu membuat perutku seperti gunung berapi yang bergejolak ingin memuntahkan laharnya..aku berusaha tidur tapi perut ini tetap berontak..tidur tidur tidur..dan akhirnya aku tertidur..ketika sampai di pelabuhan aku sangat gembira..akhirnya bisa keluar dari benda bergerak itu..tapi ternyata kapal laut itu lebih memusingkan..aroma amis karat besi, kursi-kursi plastik yang licin karena udara laut dan goyangannya lebih memualkan..aku berdiri dan merapat ke pinggir dek, aku liat ombak menghantam lambung kapal dan kepala ku mulai berputar..ingin rasanya melompat ke laut dan berenang ke tepian, tapi pulau Bali sudah semakin jauh..belum reda mual di perut sudah harus naik bis lagi..benar-benar tidak menyenangkan..fokus..fokus..ya aku coba fokus dan membayangkan yang lain saja..muka tertunduk lemas ke arah lantai bis dan tubuh tegang menahan isi perut..tidak ada yang mampu memahami siksaan aku ini..waktu pun terus berlalu dan akhirnya sampai di kota kembang..pikir aku kota kembang itu banyak bunga, tapi sepanjang jalan tidak ada tanaman bunga yang aku lihat..yang ada kios-kios rokok bertebaran di trotoar..

Aku menikmati dinginnya kota Bandung..pohon-pohon tua di jalan Otten dimana letak Asrama Bali sebagai tempat persinggahan pertama ku membuat aku menghayal..aku anggap saja siksaan bis merupakan cobaan untuk menemukan tempat indah ini..aku ingin mengelilingi kota ini dan hal yang mengerikan lagi adalah aku wajib naik angkutan umum..mobil lagi mobil lagi..tapi untungnya di angkot itu duduknya hadap-hadapan dan banyak wanita cantik di dalam angkot itu,hehee..sambil menghayal menatap wajah wanita itu membuat perjalanan lebih menyenangkan..tapi tetap saja perut ini berontak..mungkin jika bisa melihat ekspresi ku sendiri, aku akan tertawa..siksaan belum berhenti sampai disini..finally aku harus naik bis Damri yang kursinya sangat dekat jaraknya dengan kursi di depannya..kaki ku panjang dan aku harus meringkuk diantara kursi itu dan dijepit juga dari samping..aroma keringat berbagai jenis manusia tercampur baur di dalam sana..gerah, bising, bau asap knalpot, dan suara pengamen yang sok asik menikmati lagunya..heelllloooo, gw tersiksa ini!!!! entah aku tertidur atau pingsan *beda tipis.. akhirnya aku tersesat karena aku tidak ingat lagi bis itu berhenti dimana..samar-samar aku dengar kenek bis bilang, "Kelapa habis kelapa habis" dan banyak orang turun dan naik..aku heran plus kagum dengan kota ini, orang sampai jualan kelapa di dalam bis..hahaa...sampai akhirnya bis pun berjalan lagi..kenek pun minta uang lagi ke aku..aku dengan polos bilang, "saya kan sudah bayar pak?masak lupa" dan kenek pun bilang, "ini perjalanan kembali ke tempat tadi sep (*panggilan kepada anak laki-laki)" sambil berpikir aku rogoh kantong dan bayar bis itu..berarti aku ini harusnya tadi turun saat orang rame turun..sambil pura-pura tidak bingung, aku pun memberanikan diri bicara dengan ibu-ibu di sebalah aku, "ibu, ini bis ke arah mana ya?" dan ibu itu menjawab, "ke arah jatinangor dik, memangnya adik mau kemana?" saya jawab, "mau ke jalan Otten" lalu ibu itu menjawab, "wah harusnya tadi adik turun di Kelapa, lalu naik angkot biru ke arah sukajadi" dalam hati aku bicara, "sialan, tadi itu aku kira ada orang jualan kelapa di atas bis..ternyata itu nama tempat"

Sambil menatap kosong ke depan, samar-samar aku dengar suara musik yang diputar sopir bis..tau apa lagunya coba, Ebiet GAD-Aku Harus Pulang..pas banget kan? akhirnya ibu itu memberikan solusi, dia meminta aku turun di perapatan dan naik angkot putih ke arah dago, dari dago naik angkot hijau no 7 lalu turun di RS Hasan Sadikin, lalu naik lagi angkot biru ke arah kelapa yang lewat jalan Otten..aku iyakan saja dan turun di perapatan..saking jauhnya pikiran aku, aku lupa harus naik angkot apa..hahaha..yang teringat cuma kata Kelapa sialan itu..akhirnya aku ngawur stop angkot dan naik begitu saja..yang jelas dia berlawanan arah dengan bis tadi..sambil duduk didekat sopir aku bilang mau ke jalan Otten dan sopir pun menyarankan aku hal yang lain dari ibu tadi, aku bingung..dan mungkin karena aku salah angkot..aku di oper-oper oleh sopir angkot..langitpun mulai gelap dan aku sudah tidak bisa membedakan warna hijau, biru, coklat di malam hari dan sembarang lah aku naik angkotnya..mungkin karena pikiran yang kuat dengan kata Kelapa tadi, aku sampai ditempat pertama kali aku dengar kata Kelapa itu dan aku memutuskan turun disana..sambil menyalakan sebatang rokok, sok kenal dengan wilayah itu mulai aku susuri jalan itu dengan jalan kaki..aku rokoh saku ku tinggal 25ribu di saku dan mulai terpikir naik taxi saja..aku nyerah dah..dan aku hampiri sopir taxi..dia menawarkan 30ribu, aku bilang cuma ada 25ribu dan dia pun mengiyakan..akhirnya perjalanan pulang pun dilalui..dan ternyata........kelapa itu tidak jauh dari jalan Otten..terkadang menyesal juga jika mengingat-ingat lagi kejadian di oper-oper sopir angkot dan akhirnya diantar taxi dengan harga lumayan waktu itu..jika naik angkot paling 1000 rupiah saja..dan aku pun turun jauh dari Asrama Bali biar tidak ada yang lihat aku turun dari taxi dan menutup mulut aku..dalam kondisi bingung itu entah kenapa mual dalam perut ku tidak terasa..ya aku syukuri itu sebagai awal hilangnya perasaan mual ku setiap naik mobil..

Aku orangnya penasaran, besoknya aku sediakan uang lagi dan dari pagi aku naiki setiap angkot yang ada..aku berpikir, angkot itu pasti memiliki jalur yang tetap, jadi aku naik dari asrama dan masih di angkot itu sampai dia baliknya lewat asrama lagi,hehe..ini aku lakukan selama 1 minggu dan terus mencoba angkot-angkot yang berbeda..akhirnya aku mengenal kota bandung dengan semua rute angkotnya..pelajaran yang berharga bagi aku..mungkin akan terlihat aneh bagi sopir-sopir karena aku seperti tidak memiliki tujuan..naik dan turun di tempat yang sama,hehe..akhirnya aku turun di terminal dan memilih banyak warna angkot disana..obsesi jadi sopir angkot ini,hehee...

Saat aku mulai kuliah, aku sering naik bis damri dan sampai hafal wajah-wajah sopir damri..aku sempat mengingat satu wajah yang paling muda dari sopir-sopir itu..aku mulai menghayal sebagai sopir damri yang mengmudikan bis besar itu..kenangan aku terbang ke iklan TV waktu kecil, ada iklan seorang sopir angkot yang seharian kerja cuma dapat beberapa uang receh yang diletakkan di ember kecil dekat setir dan ketika sampai rumah, istrinya menggendong bayinya yang sedang demam dan dia harus berobat ke rumah sakit..uang tidak ada anak sakit..aku lupa lanjutan iklan itu dan aku pun tersadar dari hayalan itu..ternyata tidak enak juga jadi sopir, itu pikir aku..waktupun berjalan dan aku sudah mulai bisa bekerja sambil kuliah di Bandung..wajah sopir itu semakin kusam aku lihat dan dia masih menjadi sopir damri..itu 5 tahun yang lalu..dia masih sopir dan aku sudah bisa bekerja..dia masih di Bis yang sama dan jok nya juga sudah terlihat tidak sempurna lagi..

Aku berpikir..apakah dia mengikatkan diri pada pekerjaan atau memang dia terikat dengan pekerjaannya? Aku terus memikirkan itu sampai akhirnya aku lulus kuliah..ketika aku mulai full bisa bekerja, pikiran itu mucul lagi dan mungkin ini yang membuat aku tidak pernah bertahan di suatu tempat kerja dalam waktu yang lama..karena aku tidak mau seperti sopir damri itu..yang bertahun-tahun menjadi sopir..aku pun terus meloncat..dan seperti pepatah, sepandai-pandai tupai meloncat akhirnya capek juga, hehe..aku putuskan pulang ke Bali saja..

Aku menjawab pertanyaan aku sendiri..ya aku mengikatkan diri ku pada pekerjaan ku..layaknya seorang yang menaiki pohon kelapa, kakiku terikat pada batang pohon untuk menjaga agar aku tetap di atas, tapi tangan ku bisa memetik buah kelapa, atau mengambil daun kelapa muda (janur) atau daun yang tua, atau bahkan mungkin aku juga menyadap nira dari bunga kelapa..terikat yang bebas..ya inilah aku..terjawab semua tanya ku dan aku menikmatinya..Aku lahir ke dunia membebaskan diri dari rahim ibu dan dalam hidup ku pun aku bebas..bebas terikat...karena ikatan itu diperlukan untuk membuat kita terarah dan tidak tersesat.."Dari kelapa yang menyesatkan menuju kelapa yang menghebatkan aku"..good nitez kawan..nikmati perubahan ini..karena berkembang itu memerlukan perubahan..

No comments:

Post a Comment